This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday, 6 December 2016

Gara- Gara Makanan Pedas, Bisnis Willy Raup Puluhan Juta Rupiah



Di Bandung, tersebar tempat-tempat yang menyajikan kekhasan dalam kuliner, termasuk tempat khusus menjual penganan pedas. Adalah Toserda alias Toko Serba Lada, buah pikiran Willyhono, yang menyediakan makanan tersebut.

Willy, sapaan Willyhono, menceritakan bahwa bisnisnya ini adalah menjajakan makanan pedas dari berbagai jenis. Usahanya itu merupakan kelanjutan dari kegiatan awalnya, yaitu menjajakan produk penganan pedas.

“Dulu, saya menjual satu produk saja, yaitu bawang pedas. Namanya, Bawang Pedas Balalada buatan teman saya,” kata dia.

Setelah memasarkan keripik itu, pria kelahiran 1983 ini melihat respons pasar terhadap penganan pedas sangat bagus. Dari sinilah, tercetus pemikiran untuk mendirikan usaha menjual makanan pedas.

Toserda Makanan Pedas, Bisnis Willy Raup Puluhan Juta Rupiah“Kalau saya lihat, respons konsumen bagus. Rata-rata orang Indonesia suka makanan pedas,” kata dia.

Willy kemudian memutuskan untuk mengembangkan usaha itu dan memperbanyak jenis dagangannya. Namun, dia tidak serta-merta membuat toko online.

Pertama, dia membangun toko di Jalan Padjajaran No. 4, Bandung. Modal awalnya sebesar Rp10-15 juta. Untuk nama toko yang bangunannya seluas 25 meter persegi itu, dia sengaja memilih akronim dan ada unsur bahasa Sunda.

“Orang-orang tahunya Toserba, toko serba ada. Tapi, saya pilih Toserda, toko serba lada. Kata ‘lada‘ dalam bahasa Sunda, kan, artinya pedas,” kata dia.

Lalu, dia juga mulai memperbanyak jenis dagangannya, mulai dari bawang goreng pedas, keripik, kerupuk, abon, sambal, rendang, bahkan cokelat. Produk dagangannya memiliki tingkat kepedasan, mulai level satu untuk pedas hingga level enam untuk sangat pedas.

Makanan Pedas, Bisnis Willy Raup Puluhan Juta RupiahPenganan itu pun beraneka macam ukurannya, mulai 100 gram, 300 gram, dan 400 gram. Harganya juga bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp. 59.000.

“Yang Rp. 5.000 itu keripik, beratnya 100 gram dan Rp. 59.000 adalah rendang kering,” kata pria lulusan Universitas Parahyangan, Bandung itu.

Barang dagangan itu, Willy memperolehnya dari para produsen makanan home industri yang ada di daerah Bandung dan sekitarnya.


“Tapi, kalau untuk abon, saya juga mendapatkannya dari Cirebon, Medan, Jakarta, dan Surabaya. Untuk cokelat, saya mengambil produk Chocodot dari Garut dan Monggo dari Jawa (Yogyakarta) dan harganya berkisar Rp. 10-15 ribu per kemasan,” kata dia.

Ada dua cara, tambah Willy, untuk memasok barang dagangan ke tokonya, yaitu dengan beli putus dan titip dagangan. Kalau sistem beli putus, dia membeli sendiri barang untuk dijual, sedangkan sistem titip barang, produsen penganan itu yang menitipkan dagangannya ke tokonya. Cara titip barang ini yang paling banyak digunakan para supplier Toserda.

“Saya hanya mengambil marjin keuntungan 20 persen dari dagangan mereka,” kata dia.

Tapi, tidak semua penganan pedas yang bisa masuk ke daftar jualannya. Pria ini mensurvei dahulu calon dagangannya. “Saya lihat-lihat dulu dagangannya, mana yang paling laris. Sambal biasanya habis 10 kemasan per minggu, sedangkan basreng (bakso goreng) habis 100-200 bungkus per minggu,” ujarnya.

Omzet Rp70 juta

Namun, usahanya ini tidak selamanya manis. Willy mengaku sempat mengalami pasang surut berjualan penganan pedas. Saat keripik pedas sedang booming, dia mampu meraup omzet Rp. 60-70 juta per bulan.

Karena sudah banyak pesaingnya, kini Toserda hanya bisa mendapat omzet setengahnya. “Kalau sekarang omzetnya sebesar Rp. 30 juta per bulan,” kata sarjana matematika ini.

Kini, ia memiliki lima pekerja, termasuk dirinya, yaitu dua orang pegawai offline, satu orang karyawan online, dan satu orang programmer.

Cak Asmo, Berawal dari Gerobak Dorong Jadi Pengusaha Restoran

Cak Asmo, Berawal dari Gerobak Dorong Jadi Pengusaha Restoran

Cak Asmo merantau ke kota yang merupakan ikon pariwisata Indonesia itu (Bali) sejak tahun 1992 dengan satu tujuan, yaitu mencari nafkah. Pekerjaan pertamanya di Bali hanyalah membantu sang kakak berjualan mie dan nasi goreng dengan menggunakan gerobak dorong. Bekerja bagi sang kakak selama 6 bulan, pria yang hanya lulusan SMA itu akhirnya diberi sebuah Gerobak oleh sang kakak agar ia bisa berjualan sendiri.

Cak Asmo yang juga berjualan nasi goreng memilih untuk menjajakan dagangannya di depan kampus Udayana Sudirman Bali, sehingga yang membeli nasi gorengnya rata-rata adalah mahasiswa. Bermaksud mengembangkan usaha Asmo kemudian berpindah tempat, yaitu berjualan di depan sebuah toko. Sayang, keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena posisinya hanya menumpang tempat, ia pun harus merelakan tempat jualannya digusur.

Selain berjiwa pengusaha, sebagai seorang Kristiani Cak Asmo juga memiliki iman yang kuat. Dalam keadaan yang sulit, Cak Asmo selalu berdoa pada Tuhan agar diberikan kelancaran dalam pekerjaannya. Seminggu kemudian doanya terkabul. Rekan satu gerejanya tiba-tiba memberikan sebuah ruko secara gratis untuk digunakan Asmo sebagai tempat berjualan.

Kisah Sukses Cak Asmo, Dari Gerobak Dorong Jadi Pengusaha RestorantDari situlah karir Asmo mulai menanjak. Rumah makan yang didirikan pada tahun 2007 itu berhasil mencuri perhatian masyarakat Bali. Salah satu alasan dari cepatnya rumah makan Cak Asmo berkembang adalah selain rajin berdoa, ia juga selalu menghadirkan menu-menu baru di rumah makannya. Hingga akhirnya rumah makan kecil tersebut menjadi sebuah depot yang tiap harinya dipadati masyarakat Bali maupun wisatawan.


Sukses dengan depot yang pertama, Asmo membuka satu depot lagi. Ditengah pengembangan karir yang menanjak, ujian kembali menerpa bagi pria paruh baya ini. Depot keduanya yang baru saja dibangun ludes terbakar. Diterpa masalah besar, bukannya membuat Asmo putus asa, malah ia semakin berserah kepada Tuhan dan berusaha bangkit dari keterpurukan. Akhirnya iapun mampu membangun kembali depot yang kedua.

Cak Asmo, Dari Gerobak Dorong Jadi Pengusaha RestoranSalah satu kunci sukses dari depot Cak Asmo sendiri adalah penetapan harga yang terjangkau bagi semua kalangan. Dengan moto “Cita Rasa Bos, Kantong Anak Kost”, depot tersebut sukses menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan dan masyarakat asli Bali. Bahkan beberapa orang berkata, “belum ke Bali namanya jika belum mengunjungi depot Cak Asmo”.

Meskipun telah sukses Cak Asmo tetaplah seorang pribadi yang rendah hati, Ia mengatakan bahwa kesuksesannya adalah datang dari Tuhan. “Jika bukan Tuhan, hidup saya tidak ada apa-apanya,” tambah Cak Asmo. Kini mantan pedagang nasi goreng ini sudah menjadi pengusaha sukses dan memperkerjakan lebih dari 60 orang karyawan.

Kisah Sukses Cak Asmo, Dari Gerobak Dorong Jadi Pengusaha RestoranSegala kesuksesan semua berawal dari “Mimpi, Kerja Keras, & Doa“. 3 unsur inilah yang membawa pria perantauan bernama Cak Asmo menjadi salah satu pengusaha restoran ternama di Bali. Dengan memakai nama restoran sesuai namanya, tempat makanan ini kini menjadi salah satu favorit masyarakat ataupun para wisatawan di Bali.

Sunday, 4 December 2016

Latihan Perhitungan Aritmatika

Latihan Perhitungan Aritmatika



Coding nya :

Public Class Frlatihan3

    Private Sub btClose_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btClose.Click
        Me.Close()
    End Sub

    Private Sub txtBil1_KeyPress(ByVal sender As Object, ByVal e As System.Windows.Forms.KeyPressEventArgs) Handles txtBil1.KeyPress
        If e.KeyChar = Chr(13) Then
            Me.txtBil2.Focus()
        End If
    End Sub

    Private Sub txtBil2_KeyPress(ByVal sender As Object, ByVal e As System.Windows.Forms.KeyPressEventArgs) Handles txtBil2.KeyPress
        If e.KeyChar = Chr(13) Then
            Me.btNew.Focus()
        End If
    End Sub

    Private Sub btNew_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btNew.Click
        Me.txtBil1.Clear()
        Me.txtBil2.Clear()
        Me.txtHasil.Clear()
        Me.txtBil1.Focus()
    End Sub

    Private Sub Frlatihan3_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
        '---Mengisi proferti objek Form
        Me.Text = "Latihan Perhitungan Aritmatika"
    End Sub

    Private Sub btTambah_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btTambah.Click
        Dim b1, b2 As New Integer
        Dim h As New Double
        b1 = Val(txtBil1.Text)
        b2 = Val(txtBil2.Text)
        h = b1 + b2
        txtHasil.Text = h
    End Sub

    Private Sub btKurang_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btKurang.Click
        Dim b1, b2 As New Integer
        Dim h As New Double
        b1 = Val(txtBil1.Text)
        b2 = Val(txtBil2.Text)
        h = b1 - b2
        txtHasil.Text = h
    End Sub

    Private Sub btKali_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btKali.Click
        Dim b1, b2 As New Integer
        Dim h As New Double
        b1 = Val(txtBil1.Text)
        b2 = Val(txtBil2.Text)
        h = b1 * b2
        txtHasil.Text = h
    End Sub

    Private Sub btBagi_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btBagi.Click
        Dim b1, b2 As New Integer
        Dim h As New Double
        b1 = Val(txtBil1.Text)
        b2 = Val(txtBil2.Text)
        h = b1 / b2
        txtHasil.Text = h
    End Sub

End Class

Download di sini PDF

Latihan Pertama Menampilkan Hasil Inputan

Latihan Pertama Menampilkan Hasil Inputan


Coding nya :

Public Class PrLatihan3

    Private Sub btKeluar_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btKeluar.Click
        If MsgBox("Anda Yakin Ingin Keluar dari Aplikasi Ini", vbYesNo + vbQuestion + vbDefaultButton2, "Keluar") = vbYes Then
            Me.Close()
        End If
    End Sub

    Private Sub btBersih_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btBersih.Click
        txtNama.Clear()
        txtAlamat.ResetText()
        txtUmur.Text = ""
        txtNama.Focus()
    End Sub

    Private Sub btTampilkan_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btTampilkan.Click
        MsgBox("Nama Anda Adalah :" & txtNama.Text & vbNewLine & _
               "Alamat Anda Adalah :" & txtAlamat.Text & vbNewLine & _
               "Sekarang Umur Anda Adalah :" & txtUmur.Text & vbNewLine)
    End Sub

End Class

Latihan Pertama Menampilkan Nilai Object

Latihan Pertama Menampilkan Nilai Object



Coding nya :

Public Class Frlatihan1

    Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
        '---mengisi properti objek Form
        Me.Text = "Latihan Pertama Menampilkan Nilai Object"

        '---Mengisi objek label
        Me.lblNim.Text = "No.Induk Mahasiswa"
        Me.lblNama.Text = "Nama Lengkap"
        Me.lblKelamin.Text = "Jenis Kelamin"
        Me.lblAlamat.Text = "Alamat lengkap"
        Me.lblKota.Text = "Asal Kota"

        '---mengisis objek Button
        Me.btList.Text = "&List"
        Me.btClear.Text = "&Clear"
        Me.btExit.Text = "&Exit"

    End Sub

    Private Sub btList_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btList.Click
        Me.txtNim.Text = "2007-001"
        Me.txtNama.Text = "Zen Munawar ST"
        Me.txtKelamin.Text = "Pria"
        Me.txtAlamat.Text = "Jl. Gatsu No 123, Binong Jati"
        Me.txtKota.Text = "Bandung"

    End Sub

    Private Sub btClear_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btClear.Click
        Me.txtNim.Clear()
        Me.txtNama.Clear()
        Me.txtKelamin.Clear()
        Me.txtAlamat.Clear()
        Me.txtKota.Clear()
        Me.txtNim.Focus()

    End Sub

    Private Sub btExit_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btExit.Click
        Me.Close()
    End Sub


Materi VISUAL BASIC

Materi VISUAL BASIC

  1. Materi Pertemuan Pertama
  2. Materi Pertemuan Kedua
  3. Materi Pertemuan Ketiga

Materi Program Paket Niaga II PPN II

Materi Program Paket Niaga II PPN II

  1. Materi PPN2- Ms Power Point 2007
  2. Materi PPN2- Ms Access

Kisah Sukses Deny menjual Kek Pisang Villa dengan Omset Milyaran

Tahun 2006, ia berhenti dari pabrik dan menjadi wirausaha. Sepanjang tahun itu, ia mencoba berbagai jenis usaha. ”Prinsipnya, saya mencari usaha yang arus kasnya harian. Saya mencoba sembilan jenis usaha dari berjualan kue, membuka rumah makan, sampai menjadi EO (event organizer),” ujarnya.

Sampai tahun 2006, Denni Delyandri (32) menjadi karyawan dengan penghasilan maksimal Rp 2,5 juta per bulan. Kini, ayah tiga anak itu menjadi direktur perusahaan beromzet harian rata-rata Rp 100 juta.

Rezeki itu ia bagi dengan 220 karyawan di Batam, Kepulauan Riau, dan Pekanbaru, Riau. Suami Selvi Nurlia itu juga membagi rezeki itu dengan sedikitnya 80 UKM yang bermitra dengan perusahaannya, CV Media Kreasi Bangsa (MKB).

Lewat perusahaan itu, Denni menjual Kek Pisang Villa di Batam dan Viz Cake di Pekanbaru. CV MKB membuka delapan gerai di penjuru-penjuru Batam untuk memasarkan aneka produk Kek Pisang Villa.

Sementara di Pekanbaru ada empat gerai memasarkan Viz Cake. Selain Kek Pisang Villa dan Viz Cake, gerai-gerai itu juga menjual aneka produk UKM mitra CV MKB. ”Saya menyiapkan perusahaan baru untuk memudahkan ekspansi usaha,” ujar Denni.

Kisah Sukses Deny menjual Kek Pisang Villa 1Pencapaian Denni tidak dalam semalam. Ia giat berdagang aneka produk buatan sendiri sejak masih menjadi karyawan. Namun, hasilnya tidak maksimal. Denni juga harus berkonsentrasi dengan pekerjaan di pabrik. Selain itu, modalnya juga tidak banyak.

Februari 2007, ia dan istri mulai membuat bolu pisang dengan nama Banana Cake. Selvi mengurusi produksi dan Denni memasarkan. ”Kami mencoba berbagai resep makanan. Kebetulan istri hobi memasak. Setelah mencoba berbagai jenis, cake pisang ini yang paling diterima pasar,” ujarnya.

Mereka memulai usaha dari rumah sederhana di kawasan Batu Aji di pinggiran Batam. Alat produksi awalnya adalah mesin pengaduk kecil, kompor minyak tanah, dan oven kecil. ”Kami memulai dengan 2 kilogram pisang sehari. Rata-rata dibuat 40 kotak kue sehari karena kapasitas produksi terbatas,” tutur alumnus Universitas Andalas, Padang, itu.

Sebagian kue itu dipasarkan dalam bentuk potongan ke warung-warung. Sebagian lagi dipasarkan dalam bentuk utuh dari pintu ke pintu. ”Saya memasarkan ke tetangga, kenalan, atau kantor. Saya membuat brosur yang dibagikan di pabrik-pabrik,” ujarnya.

Hampir lima bulan Denni melakukan pola itu. Selama proses itu, ia melihat banyak wisatawan datang ke Batam, baik transit maupun berwisata di Batam. Namun, Batam belum punya oleh-oleh khas. ”Kota lain punya makanan khas sebagai oleh-oleh. Yogya punya bakpia, Bandung dengan brownies,” ujarnya.

Kisah Sukses Deny menjual Kek Pisang Villa 2Juli 2007, Deni membuat keputusan, mengubah nama produk dan meminjam uang untuk tambah modal. ”Kami mulai pakai nama Kek Pisang Villa. Saya ambil pinjaman tanpa agunan Rp 40 juta. Sebagian untuk sewa ruko, sisanya untuk beli oven lebih besar, tambah kapasitas produksi,” ujarnya.

Ruko itu berada di bagian depan kompleks tempat Denni tinggal. Lantai satu dijadikan toko dan lantai dua dijadikan pabrik. Di lokasi baru, kapasitas produksi naik jadi 100 kotak per hari. ”Waktu itu, usaha mulai lebih lancar dan kami meningkatkan promosi untuk menjadikan produk sebagai oleh-oleh khas Batam. Pinjaman pertama saya lunasi dalam delapan bulan,” tuturnya.

Namun, usaha Denni tetap ditentang orangtuanya. Ia dan istrinya memang berasal dari keluarga tanpa dasar wirausaha. ”Saya masih disuruh mendaftar ke salah satu BUMN saat omzet sudah Rp 70 juta per bulan. Namun, saya teruskan jadi wirausaha,” katanya.

Tambah kapasitas

Juni 2008, Denni mendapat kredit usaha rakyat Rp 500 juta. Pinjaman tanpa agunan tersebut memungkinkan ia mengembangkan sayap. Ia menambah dua gerai di pusat kota dan satu lagi di kawasan pinggiran. Pabrik dipindahkan dari kawasan Batu Aji ke gerai baru di Batam Center. Pabrik itu memasok produk untuk gerai di Batu Aji, Penuin, Tiban, Nagoya, dan Bandara Hang Nadim.

Produknya makin dikenal dan jadi oleh-oleh utama di Batam. Wisatawan asing dan domestik kerap membawa Kek Pisang Villa sebagai oleh-oleh. Peserta acara-acara di Batam kerap membawa berkardus-kardus Kek Pisang Villa saat meninggalkan Batam.

Terkadang panitia membantu. Kerap pula peserta memburu sendiri di sejumlah gerai CV MKB. Denni juga mengirimkan tim penjual ke lokasi acara. Cara penjualan jemput bola itu dipertahankan sampai sekarang.

Kisah Sukses Deny menjual Kek Pisang Villa 4Dengan berbagai kombinasi pemasaran dan penjualan itu, sekarang rata-rata terjual 2.500 kotak per hari pada hari biasa. Pada musim liburan, gerai-gerai Denni bisa menjual hingga 3.500 kotak kue per hari. Dengan harga minimal Rp 35.000 per kotak, Denni meraup Rp 87,5 juta per hari dari penjualan kue saja, belum dari penjualan aneka produk UKM mitra CV MKB. ”Sekarang kami tidak beli pisang di pasar. Kami ambil pisang dari Medan, Sumatera Utara. Saya tidak ingat berapa ton per bulan,” tuturnya.

Pundinya tidak hanya terisi dari gerai di Batam. Tahun lalu, Denni melebarkan sayap ke Pekanbaru. Di sana, ia mengolah durian menjadi aneka jenis kue dengan merek Viz Cake. ”Durian bisa didapat kapan saja. Namun, belum ada produk olahan berupa kue durian. Saya masuk di celah itu,” ujarnya.

Dalam setahun, Viz Cake berkembang pesat. Kini, empat gerai dibuka di Pekanbaru dengan penjualan harian rata-rata 500 kotak.

Kini, Denni tidak lagi mengurus sendiri usahanya. Operasi sehari-hari diserahkan kepada profesional. Ia berkonsentrasi pada strategi pengembangan.

Meski sudah sukses, Denni tetap sederhana. Jika ke kantor, ia kerap hanya menggenakan kaus, celana jeans, dan sandal. Sepintas ia tak terlihat sebagai pengusaha muda dengan omzet rata-rata Rp 3 miliar per bulan

Saturday, 3 December 2016

Bisnis Kerupuk Padang Pasir Omset 90 juta/bulan

Kedengarannya Aneh jika kita belum pernah dengar yang namanya “Kerupuk Padang Pasir”. Sebutan kerupuk Padang pasir sangat beralasan karena proses penggorengannya yang dilakukan dengan menggunakan media pasir halus

Bambang Suparno (49), warga Dusun Jeruk, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ini patut diacungi jempol. Dari usahanya berdagang kerupuk goreng pasir, mantan buruh migran ini dapat mengantongi omzet hingga Rp 90 juta per bulan.

Pekerjaan yang dilakukan Bambang adalah menggoreng kerupuk tanpa minyak. Ia mengganti minyak goreng dengan pasir halus hasil penyaringan. Dengan bantuan pengapian, kerupuk tetap mekar. Cara penggorengan inilah yang membuat jenis kerupuk ini disebut kerupuk padang pasir.

Kerupuk yang digoreng dengan teknik ini rasanya akan sedikit berbeda jika dibandingkan dengan yang menggunakan minyak goreng. Kelebihan lain adalah rendah kolesterol dan tentu saja lebih hemat dalam menekan biaya produksi. Bahkan, risiko untuk melempem dapat ditekan karena dapat didaur ulang.

Varian rasanya juga bernacam-macam. Setidaknya ada tujuh rasa yang dibuat oleh pria yang memulai usahanya sejak tahun 2001 ini. Ada rasa pedas, manis, pedas manis, terasi, rujak, seledri, bawang, serta ubi. Pemberian rasa dilakukan dengan dua cara, yaitu bumbu dicampur dengan kerupuk sebelum digoreng atau dicampur setelah digoreng.

Kerupuk yang selesai digoreng kemudian dikemas dalam plastik ukuran setengah kilogram dan panjang 30-40 sentimeter. Setiap bungkus ukuran besar ia jual seharga Rp 1.000-Rp 2.500. Tiap rasa juga memengaruhi harga.

Kerupuk yang sudah dikemas kemudian dikirim kepada agennya yang tersebar di beberapa kota, seperti Kediri, Nganjuk, Kertosono, Jombang, Bojonegoro, Tuban, Ngawi, Malang, dan Sidoarjo. Agen tersebut adalah pedagang di pusat oleh-oleh di kota masing-masing.

Bisnis Kerupuk Padang Pasir1Bambang termasuk pengusaha yang ulet dalam bekerja. Untuk usahanya itu, ia hanya mempekerjakan empat tenaga pria yang bertugas mulai dari menjemur kerupuk hingga menggoreng. Pengemasan dilakukan oleh istri dan enam anaknya serta beberapa tenaga borongan yang juga para tetangganya.

“Kalau saya sendiri bertugas di pengaturan serta pengiriman barang ke kota-kota,” kata pemilik usaha penggorengan kerupuk padang pasir dengan merek Arofah ini, Senin (4/6/2012). Perkembangan usahanya lumayan bagus. Pada awal memulainya, ia hanya memproduksi 30 kilogram kerupuk dan itu pun untuk beberapa hari. Karena permintaan yang selalu ada, ia terus terpacu untuk mengembangkan usahanya sehingga kini produksi per hari mencapai 2,5 kuintal.

“Kalau tentang omzet begini saja, harga bahan kerupuknya per kilo Rp.12.000, lalu kalikan 250 kilogram, dikali lagi selama 30 hari. Berapa itu hasilnya, silakan dikira-kira sendiri,” ungkapnya.

Menemukan jenis usaha ini bukanlah jalan yang mudah baginya. Beberapa profesi pernah ia jalani, mulai dari kuli bangunan di negeri seberang hingga penjual bakso keliling. Pernah pula ia hendak berdagang oli pelumas sesuai ajakan rekannya, tetapi urung dilakukan karena khawatir dengan risikonya.

“Saya berjualan kerupuk karena melihat saudara saya ada di bidang ini. Setelah saya pelajari, saya menjadi yakin sehingga saya ikut terjun,” tutur Bambang sambil mengingat masa lalunya.

Materi Program Paket Niaga I

Perkenalan Pribadi

Data Pribadi


Nama lengkap : Aceng Taofik, S.Kom
Alamat :
Tempat, Tanggal Lahir :